Pages

24 APRIL

Jumat, 24 April 2015
KONFRENSI TINGKAT TINGGI / ASIA AFRIKA
(KTT/KAA) 2015 BANDUNG






Hi guys, masih ingat nggak kapan Konfrensi Asia Afrika pertama ? Yapp (bagi yang benar), tahun 1955. Lalu ada yang tau, dimana diselenggarakannya Konfrensi Asia Afrik atau KAA diselenggarakan ? Yaapp (bagi yang benar) di Bandung. Benar-benar suatu hal yang membanggakan bagi bangsa Indonesia tentunya. Saat itu Indonesia, dipimpin oleh Ir. Soekarno sebagai presiden, dari KAA 1955, Supeni sukses jadi diplomat andalan Soekarno. Dan ditahun 2015 ini, Indonesia dikepalai oleh Joko Widodo, yang hangat disapa dengan Jokowi . Dalam rangka Napak Tilas Bandung 1955, Presiden Joko Widodo berjalan beriringan dengan sejumlah kepala negara dan pemerintahan, termasuk Presiden Cina Xi Jinping, di Jalan Braga, Bandung. Sejumlah kepala negara mengikuti napak tilas Konferensi Asia Afrika pertama 60 tahun lalu, dengan berjalan kaki dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka di Jalan Braga, Bandung, Jumat (24/04). Perjalanan para pemimpin negara dan pemerintahan sejauh 100 meter itu diiringi lagu berbahasa Sunda, Manuk Dadali, yang memiliki makna nasionalisme.


Dalam perjalanan itu, Presiden Joko Widodo didampingi Presiden Cina Xi Jinping, PM Malaysia Najib Rajak dan pemimpin negara - negara Asia Afrika, antara lain Presiden Zimbabwe Robert Gabriel Mugabe, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat Korea Utara Kim Yong Nam, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. Meski demikian, ada pula pemimpin pemerintahan yang tidak mengikuti napak tilas dan memilih kembali ke negara mereka setelah konferensi berakhir di Jakarta, antara lain PM Jepang Shinzo Abe, PM Singapura Lee Hsien Loong, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah dan PM Palestina Rami Al Hamdallah.
(HISTORY WALK)


Di Gedung Merdeka para kepala dan perwakilan negara Asia Afrika mengheningkan cipta dan mendengar pembacaan Dasasila Bandung 1955 oleh Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Dasasila Bandung, yang dihasilkan dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun1955 dengan semangat anti kolonialisme dan bahu-membahu. Dasasila Bandung 1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB 2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa. 3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil. 4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain. 5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan piagam PBB. 6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain. 7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan poitik suatu negara. 8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama 10. Menghormati hukum dan kewajiban– kewajiban internasional.
Dalam pertemuan 60 tahun lalu itu, sebanyak 29 pemimpin dan perwakilan negara, yang mewakili lebih dari separuh populasi dunia, hadir. Sebut saja PM India Jawaharal Nehru, Pemimpin Mesir Gamal Abdel Nasser, Perdana Menteri Myanmar U Nu, Pangeran Norodom Sihanok dari Kamboja, serta Perdana Menteri Cina Zhou Enlai. Khusus Zhou Enlai, pemimpin India dan Pakistan kala itu menolak kehadirannya karena masalah komunisme dan juga adanya kekhawatiran bahwa keberadaan Cina dalam KAA akan menyebabkan negara Arab dan Asia yang dekat dengan blok Barat membatalkan kehadiran mereka. Tetapi, kemudian Cina tetap diundang karena posisinya yang penting dalam hubungan Asia Afrika. Mengusung tema kerja sama promosi perdamaian dan kesejahteraan dunia. Tema yang akan yang akan ditampilkan adalah perkuatan kerja sama selatan-selatan. Pemerintah Indonesia juga menginginkan kerja sama ini memberikan kontribusi dalam mempromosikan perdamaian dan kesejahteraan dunia. Meskipun kini sebagian besar negara peserta Konferensi Asia Afrika sudah merdeka dari jajahan kolonialisme, namun masih banyak yang belum terlepas dari kemiskinan, inilah alasan diadakannya kembali KAA di Jakarta dan Bandung pada April 2015 mendatang. Konferensi ini masih sangat relevan untuk dilaksanakan. Kalau dulu tujuan KAA pertama seluruh negara berkumpul untuk merdeka, sekarang semua juga bekerja sama untuk mengupayakan memerdekakan negara Asia- Afrika dari kemiskinan. Salah satu agenda utama KAA di Indonesia, yang akan dihadiri oleh 109 pemimpin negara adalah mengenai kemajuan ekonomi. Pertemuan pejabat tinggi dari kawasan Asia-Afrika akan dihelat di Jakarta pada 22-23 April. Kemudian, pada 24 April, seluruh perwakilan negara akan menuju ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA. Sekian


Go to :   Facebook                           Twitter
Read more ...